
Bersibuk ria di kampus tak menjadikan sulit menemukan celah ‘a bit fun’ bila musim buah mangga di kampus tiba. Pohon mangga di belakang school-ku (tepatnya ruangan kerjaku hehe..) termasuk yg rajin berbuah dan menjadi langganan beberapa staff-nya.. termasuk students-nya sih, yaitu saya hehe.. Para staf yg Australian ini menanti mangga ini masak (padahal termasuk kultivar yg berserat; dan saya tak menyukainya). Sayang perolehan rekan-rekan staf ini akan berkurang mengingat sudah didahului sang burung ‘pemangsa’ buah mangga dan penggemar buah mentah seperti saya hehe.. karena manisan mangga bagi saya adalah bagian cerita rindu my hometown ‘Bogor’: panas-panas pulang kantor tinggal beli manisan mangga di Abang Gerobak (street vendor).. segaaaarrr.. Berhubung di perantauan, jadi harus membuat sendiri.
Cara membuat: iris mangga tipis-tipis, masukkan ke wadah, cuci, taburi garam secukupnya dan aduk, tutup, masukkan kulkas. Setelah diinapkan semalaman akan berair, buang air garamnya, cuci. Ulangi lagi hingga 3×24 jam, namun jika tidak sabar seperti saya untuk segera menyantap manisan malah hanya 3 x rendam-cuci dalam 2 x 24 jam saja hehe.. Setelah itu baru hanya ditaburi gula pasir saja dan simpan di kulkas. Agar lebih segar disantap di suasana cuaca panas-panas ala Townsville, buat air gula terpisah dan masukkan di kulkas agar dingin dan siap di tambahkan ke manisan ketika akan disajikan. Makin lama di simpan di kulkas makin lemas dan meresap, makin nikmat (alias makin lemas makin menggemaskan hehe..). Tambahan dalam sajian bisa juga ulekan cabe atau beli jadi fresh chilli botolan (Galiko) di Woolworth. Dirujak (ulek gula merah, asam jawa, terasi--Cirebon dunk, cabe rawit/cabe merah keriting/kecil; Galiko bisa menggantikan asam jawa dan cabe segar) malah lebih seruuu dan.. hot. Mangga segar memang bisa langsung di-rujak namun bagi yg tidak tahan masam nya bisa diproses dulu seperti membuat manisan ini agar rasa masamnya cukup berkurang. Selamat ber-hot ria..
No comments:
Post a Comment