Smoga saja makanan tradisional tatar Sunda ini tidak punah. Terakhir kali saya makan buras mi adalah tahun 2005 saat mengikuti acara workshop di Cipanas. Betapa senangnya hatiku saat itu, menemukan kembali buras mi yg aku memakan serta memasaknya pertama kali ketika SMP sbg bagian dari pelajaran keterampilan memasak. Jarang sekali bisa ditemui di pasaran, berbeda dg buras biasa yang dibuat dari beras (semacam lontong) dg isi bermacam-macam dari mulai campuran sayuran wortel, kentang dan daging sampai... aduhai ONCOM..!
Ketika aku pertama kali membuatnya, tentu lebih senang lagi. Karena selain membunuh rindu buras mi juga.. praktis..! bekal lunch di kampus yg sungguh praktis. Tak perlu cuci piring sendok.. tinggal buka daunnya seperti mengupas kulit pisang dan.. buang.. kenyang.
Daun pisangnya kudapat dari menggunduli pohon pisang di kebun rumah ibu kost. Tentu saja ibu kost yg Philippino ini kubagi. Baginya penganan Indonesia dg kostum daun pisang sungguh khas dan unik dan.. organik..! Ups aku lupa bilang untuk tidak memakan godhong pisang-e..!
No comments:
Post a Comment